Source : Yanweka / Silatindonesia.com
Jumat, 25 Desember 2009
Buka Palang Pintu Pasar Gembrong Jakarta Timur
Kamis, 24 Desember 2009
Rabu, 23 Desember 2009
Ambil Detik Jurus Cingkrik dan Jurus Golok Cingkrik
Senam Massal Jurus Kombinasi Cingkrik Bandrong
Sabtu, 19 Desember 2009
Jurus Bandrong 2
Kenaikan tingkat Jurus Bandrong dari Jawa Barat-Banten, jurus ini aslinya langsung dari keturunan Sultan Hasanudin Banten yang ke 3 yaitu Bapak Tubagus Ma'mun.
Minggu, 06 Desember 2009
Ketika Tuhan Diprotes, Dia Tetap Menyanyangi Hambanya
Tiga Cincin Tauhid

Senin, 23 November 2009
PETUAH BIJAK

Ya Rabbul Izzati, sekian lama aku mengembara mencari cinta. Terperosok aku dalam kubangan rindu bersulam palsu. Pedih jiwaku, gersang ragaku. Tapi aku tak pernah berhenti memadu rindu, karena ku tahu cinta sejatimu adalah musim semi dalam jiwaku.
Allah, kuberharap pengembaraan cintaku membawaku pada sebuah taman. Menuju ke sana, kulalui dengan tertatih-tatih. Kadang terpikir olehku untuk menuntaskan jalan itu agar aku segera sampai. Tapi yang kutemui hanyalah taman yang gersang dan tandus di bawah panasnya terik matahari yang menyiksa jiwaku.
Rabbku, telah kupenuhi panggilan-Mu, membawa tubuh ringkih ini melewati jalan yang Kau kehendaki. Telah kucoba melepas segenap yang aku mampu untuk mengatasi beratnya medan yang menghalang. Telah coba kuatasi sedapatnya panasnya hari-hari kulewati.
Namun ampuni aku ya Rabbi. Betapa seringnya hamba tertegun ragu, untuk melanjutkan perjalanan yang panjang ini. Semuanya memang dikarenakan kelemahan hati ini yang masih saja berharap mencicipi kenikmatan duniawi.
Kinipun hati yang peragu ini masih diguncang gundah. Akankah Kau terima buah karya tangan lemah ini? Akankah Kau hargai, apabila saat ini hatiku masih juga mengharapkan wajah lain selain wajah-Mu. Jika masih juga kunanti senyum lain selain senyum-Mu. Juga masih kudambakan pujian selain dari pujian-Mu. Betapa semakin berat persangkaanku akan kesia-siaan amalanku, jika kuingat Engkau Maha Pencemburu!!!
Rabbi, bukan tak ingin aku istiqomah melewati hari-hari. Bukan tak hendak aku sabar menanti janji-Mu. Namun Rabbi, apakah salah jika aku menyandarkan diri pada dinding lain dalam sebuah bangunan Islam-Mu? Angkuhkah aku yang lemah ini Rabb? Salahkah aku yang dhoif ini Rabb?
Namun Rabb, lagi-lagi Kau didik aku dalam kealpaan mimpi semuku. Kau dekap aku dalam belaian tarbiyah yang telah banyak mengajarkan aku banyak hal. Tak sanggup kubendung air mata keharuan atas semua belaian ini. Karena aku tahu, tidak semua hamba-Mu Kau perlakukan sama seperti aku. Tersibak juga tirai kelam yang senantiasa menyeret langkahku menjauh dari-Mu, sungguh aku bersyukur atas semua ini. Aku sadar tidak sama pejuang dengan perintang, Kembali ku ingat sebait doa yang pernah kurenda, tentang sebuah janji yang telah kupatri, tentang azzam yang kutanam dan juga segala amanahku. Mengingatnya, semakin deras air mata ku mengalir, semakin kuat dan kokoh kakiku melangkah. Ternyata tanggung jawab itu besar berada di pundakku.
Rabbana, kekuatan apakah gerangan ini, yang mengantarkan kakiku ke dada pelangi. Jauh melesat meninggalkan bayang-bayang. Bergerak bagai awan putih merindukan terang. Kadang kala kabut pekat yang kutemui. Langkahkupun seolah terhenti. Namun aku tidak mau terjebak di dalamnya, sekuat tenaga kucoba berlari, tapi langkah kaki kecilku berpacu dengan nafsu yang menahan jiwaku. Aku bergumul seorang diri, mulutku berteriak, namun suaraku bersembunyi. Beruntung aku masih punya nafas, yang bisa kudendangkan tatkala hatiku sunyi. Dengan nafas itu aku berjalan di atas bumi. Menuntun hamba-hamba-Mu yang mendambakan cinta sejati.
Rabb, apakah ini jawaban setiap doa-doaku? Agar Engkau sertakan aku di dalam barisan para salafussholeh?. Apakah ini jawaban setiap rintihanku, agar Engkau jadikan setiap nikmat yang ada pada diriku sebagai mahar yang akan aku persembahkan pada-Mu?
Oh Rabbi, ampuni atas segala kelemahan imanku, bimbing aku melewati jalan orang-orang bernyali singa, namun aku cukup arif menyadari Rabb, siapalah aku ini, betapa diri ini tak layak disejajarkan dengan mereka. Siapalah aku ini dibandingkan mereka yang senantiasa bersimbah peluh dan debu untuk membuktikan kecintaanya kepada-Mu? Betapa lancangnya aku mengukur diri dengan mereka yang menghabiskan malam-malamnya dengan sujud tersungkur mengharapkan ampunan dan cinta-Mu.
Ya Rabbana, kesimpulan dari riak-riak hatiku ini, aku ingin sampaikan terima kasihku kepada-Mu. Walaupun syukur dan taubatku sering mungkir, namun lautan kasih sayang dan ampunan-Mu kuyakini tak pernah bertepi
Ya Muhaimin, untuk yang kesekian kalinya, kuucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas segala cinta dan pelabuhan rindunya. Kau adalah musim semi dalam relung jiwaku. Dalam pangkuan-Mu, terhimpun seluruh kekuatanku, dengan kekuatan itu tanganku memainkan melodi, mulutku menyanyi lagu syurgawi. Izinkanlah ya Allah aku menjadi penyambung cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Allah, Walaupun aku tak layak mensejajarkan diri, tapi aku ingin katakan, tarbiyah telah merubah diriku, melesat meninggalkan angan-angan hampa, bayang-bayang semu, serta dongeng yang tak memiliki cerita. Dalam dekapannya runtuh keangkuhanku, sirna kesombongnnku, lenyap sifat jahiliyahku. Yang ada saat ini bagaimana membentuk diri, seperti yang Engkau kehendaki …
Rabbi, di dada-Mu kupasrahkan kehidupan, di sana kutemukan kedamaian yang abadi, sujudku tak akan pernah merenggang, jemariku kan terus kususun, bibirku akan terus bergetar, memohon agar senantiasa Kau beri aku kebahagiaan, karena memang hanya dariMu-lah sumber kebahagiaan. wallohualam…
Sabtu, 31 Oktober 2009
Rabu, 21 Oktober 2009
SEJARAH SILAT DI INDONESIA

SEJARAH SILAT
Pencak Silat sebagai
bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat
Indonesia.
Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
Politik Jepang terhadap
Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
Walaupun di masa penjajahan
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia,
Dikutip dari
Wikipedia.com (diedit seperlunya)
Minggu, 11 Oktober 2009
Download Lagu-Lagu Mp3 H. Rhoma Irama

Rhoma irama & Nurhalimah - Dag Dik Dug.mp3
Ridho_Rhoma_Irama_-_Citra_Cinta.mp3
Rhoma Irama - Antara teman dan kasih.mp3
rhoma-irama-aku-cinta-padamu.mp3
Rhoma Irama - Setetes air hina.mp3
Rhoma Irama - Tak Dapat Tidur (ft Rita Sugiarto).mp3
Rhoma Irama - Haram.mp3
rhoma irama - terkesima.mp3
Rhoma Irama & Riza Umami - Aduhai.mp3
Rhoma Irama & Ida Royani - Bunga Surga2.mp3
Rhoma Irama & Riza Umami - Dasi Dan Gincu.mp3
Rhoma Irama - Bahtera Cinta.mp3
Rhoma Irama - Kehilangan.mp3
rhoma-irama-bersatulah.mp3
rhoma-irama-bersatulah.mp3
Rhoma Irama - pantun cinta.mp3
Rhoma Irama - Sifana.mp3
Sebuah Nama - Intan Ali (Rhoma Irama).mp3
A5. Rhoma Irama+Riza Umami-Hatimu Dan Hatiku.mp3
Rhoma Irama & Noer Halimah - Puing2.mp3
3.Rhoma Irama+Riza Umami-Menggapai Matahari.mp3
Ida Royani - Mengapa - Rhoma Irama ( Raja Dangdut Movie).mp3
Rita Sugiarto - Surga Di Telapak Kaki Ibu - Otipmarisa (Album Bersama Rhoma Irama ).mp3
Noer Halimah - Matahariku - Rhoma Irama.mp3
Rhoma Irama - Suratan (ft Riza umami).mp3
Rhoma Irama - Jana jana (India).mp3
02. Rhoma Irama+Nandani-Sawan Kam Hina.mp3
5. Rhoma Irama-Bencana.mp3
Rhoma-irama - Riza umami - Suara gendang.mp3
Rhoma Irama - Patah Hati.mp3
Rhoma Irama - Pengangguran.mp3
Rhoma Irama & Rita Sugiarto - Tak DapatTidur - STF Cinta Segitiga.mp3
Download Lagu Mp3 Bang Ben + Ida Royani
Sabtu, 10 Oktober 2009
Jumat, 11 September 2009
Pantun Palang Pintu : Penganten Betawie-Sate Aba

Putra Betawi yang diadakan di samping kelurahan
Cip Cempedak Jakarta Timur tanggal 09 Agustus 09.
Sabtu, 05 September 2009
PANTUN PALANG PINTU BETAWI PS.CPPB
PANTUN PALANG PINTU PENGANTIN BETAWI
A. Jadi Begini Bang…Ibarat Katanye Bang
Banyak Bintang Bisa Diliat
Cuman Satu Yang Paling Tinggi
Aye Datang Ama Rombongan Dengan Segale Hormat
Mohon Diterime Dulu Dengan Senang Hati
B. Ooo..Gitu Bang…. Saye Bisa Terime Dengan Senang Hati Rombongan Abang
Tapi Sebelumnye Saye Mau Tanya Bang…
Kalo Gobangan Tande Mate
Ambilin Padi Pakein Kaen
Rombongan Abang Dateng Dari Mane
Sampe Sini Pade Mau Ngapain
A. Duit Gobangan Ngebeli Padi
Bawa Sebakul Kelape Mude
Saye Ame Rombongan Dateng Kemari
Mo Nganterin Bang……..Siraja Mude
Ooooo… Jadi Kite Kedatangan Siraje Mude Nih……
A | “Iye Bang…”Saye Ikhlas Maafin Abang”!!!...”….!!!! Assalamualaikum!!!! |
Penutupan Sementara Silat CPPB (Sate Aba)
----------------
Now playing: musik sunda
via FoxyTunes

Jumat, 27 Maret 2009
Siap-siap latihan buat ngarak tahun 2009

BETAWI I LOVE YOU

I LOVE BATAVIA
Hidup cuma satu kali karena itu harus diberi arti. Di ambang batas kehidupan yang merupakan pintu kematian, tak ada yang bisa kita lakukan kecuali mempasrahkan diri untuk menghadapi pengadilan yang paling adil dari yang Mahaadil dari arti hidup kita. Selama menikmati karunia kehidupan, arti kita dalam kehidupan apakah positif ataukah negatif. Apakah kehidupan kita memiliki manfaat untuk orang lain, atau kehidupan kita merupakan benalu bagi kehidupan orang lain?
Hidup di era globalisasi ini banyak manusia yang cenderung pada mencari ‘pembenaran’ dan bukan mencari ‘kebenaran’ yang hakiki dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Tak sedikit di antara kita yang sudah tidak tahu lagi makna kebenaran yang hakiki akibat sudah tergiur dengan ‘iming-iming’ yang selalu menggiurkan dalam tatanan kehidupan kita yang sudah terbius pada paham hedonis, mengagung-agungkan kehidupan duniawi semata.
Alhasil, saat ini, dalam konteks kebebasan untuk menyampaikan aspirasi maupun kritik untuk membangun SDM secara mikro maupun bangsa ini secara makro banyak yang belum sesuai antara harapan dan kenyataan. Semuanya terasa hambar di antara banyak semboyan dan slogan tanpa realisasi konkret yang digembar-gemborkan. Hanya isapan jempol semata. Cuma kuah doang tanpa isi.
Intinya, banyak di antara kita yang belum dapat berpikir secara proporsional dalam berbagai hal. Dalam mayoritas benak kita yang ada semata-mata hanya kepentingan pribadi yang berkiblat pada rupiah. Apapun yang kita lakukan selalu termotivasi pada UUD alias ujung-ujungnya duit! Apakah seperti itu pula pola pikir kita aktif di Ormas Betawi? Insya Allah, tidak!
Wahai para saudaraku, khususnya kaum Betokaw, kita sudah diberi kesempatan untuk menjadi ‘pemain’ atawa ‘pemeran utama’ dalam kehidupan di Jakarta yang merupakan tanah warisan para leluhur kita. Inilah saatnya kita berbuat. Sekarang waktunya untuk kita action dengan menjadi juragan di kampung kita sendiri. Janganlah kita bersikap seperti penonton saja dengan membutakan mata, dan jangan menulikan telinga.
Buka mata dan telinga. Lihat, dengarkan, dan rasakan jeritan maupun rintihan masyarakat Betawi khususnya dan masyarakat Jakarta pada umumnya. Jangan biarkan mereka menjadi korban dari pembodohan dan pembohongan public yang hampir setiap saat dijejalkan kepada mereka oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang=orang yang rela ‘menjual’ kaumnya, kaum Betawi, demi kepentingannya pribadi.
Saya teringat pada perkataan seniman serba bisa dari tanah Betawi Bang H. Benyamin Sueb dalam lakonnya sebagai ‘Babe’ di sinetron ‘Si Doel Anak Sekolahan’. Katanya, “Doel, percuma elu gue sekolain tinggi-tinggi kalo akhirnye jadi supir doang. Babe pengen elu jangan kemane-mane, Doel. Ini kampung halaman elu. Lu bangun ni kampung lu agar kita orang Betawi tidak dicap sebagai orang-orang yang ketinggalan jaman!”
Substansi dari perkataan itu adalah bagaimana kita selaku anak Betawi diminta untuk berbuat kebajikan dalam berbagai hal dengan tujuan untuk kebaikan diri kita sendiri dan untuk orang lain. Bukan cuma buat kepentingan kita atau kelompok kita doang! Yang jadi pertanyaannya sekarang, apa yang sudah kita (sebagai masyarakat Betawi yang aktif di Ormas Betawi) lakukan untuk kemajuan kita dan kemajuan saudara-saudara kita yang lain.
Ormas Betawi oh Ormas Betawi, akan dibawa kemana engkau oleh para pemimpinmu? Janganlah kemuliaan perjuangan dalam merealisasikan misi visimu luruh begitu saja akibat SDM dari pendukungmu yang enggan meningkatkan wawasan dan pengetahuannya karena selalu sibuk mengurusi kepentingan pribadinya. Jikalau ada orang-orang yang memanfaatkanmu sebagai power show demi kepentingan sesaat dan jangka pendek, alangkah tragisnya nasib kaum Betawi yang aktif di Ormas Betawi. Akan sirnalah harapan dan pupuslah angan-angan warga Betawi yang ingin bisa terangkat harkat dan martabatnya secara kaffah.
Sebagai warga Betawi dan aktivis Ormas Betawi, kita memiliki tugas mulia guna mencapai cita-cita para leluhur yang telah banyak berkorban baik jiwa, raga, dan harta demi kebesaran dan kejayaan kaum Betawi khususnya, dan masyarakat Jakarta pada umumnya. Ingatlah perjuangan Bang Pitung, Bang Ji’ih, Bang Jampang, Bang Husni Thamrin, Bang Ismail Marzuki, dan masih banyak lagi pejuang-pejuang lain yang tak mungkin kita sebutkan satu per satu.
Janganlah kita hanya bisa menikmati hasil jerih payah dan pengorbanan mereka. Janganlah mengecewakan mereka. Kita harus meneruskan perjuangan yang sudah dirintis oleh para leluhur kita guna mengangkat harkat dan martabat kaumnya, kaum Betawi. Insya Allah, kita semua mempunyai harapan yang sama agar aktivis Ormas Betawi ke depan benar-benar memiliki SDM yang dapat diandalkan dan berguna untuk orang banyak. (Betawi Post)
Jumat, 20 Maret 2009
BETAWIE PUNYA SILAT

Source : Yanweka / Silatindonesia.com