Minggu, 06 Desember 2009

Ketika Tuhan Diprotes, Dia Tetap Menyanyangi Hambanya

Ada yang yang mengusik jiwa, ketika ketiadaan, musibah, kegagalan atau cita-cita tak tercapai yang datang mendera pada seseorang. Seakan dunia mau runtuh dan hidup jadi begitu sempit, pikiran pusing, makan tak enak dan jiwa ragapun menjadi sakit. Lalu menutup diri dari manusia, malu, katanya. Dari kata gagal ini muncul mata rantai kegegalan yang lain dan kadang Tuhan-pun menjadi "tertuduh", Tuhan tak adil, Tuhan tak mengabulkan doa , buat apa sholat, toh sholat tak merubah nasib dan seterusnya. Tuhan kadang "diprotes" pada tengah malam, "Mengapa Kau biarkan ini terjadi ? Mengapa Kejadian ini terjadi ? Mengapa dan banyak pertanyaan mengapa lainnya, seakan Tuhan salah dalam mengatur hidup dan kehidupan ini. Ya sering kali Tuhan menjadi "tertuduh " atas kegagalan manusia mencapai sesuatu yang di inginkan dan Tuhan seringkali diprotes oleh orang-orang mendapat musibah atau bencana, sekali lagi seakan-akan Tuhan salah dalam mengatur hidup ini. Tuhan tak pernah salah sedikitpun, kalau Tuhan salah, bukan Tuhan namanya ! Mustahil Tuhan salah, itu bertentangan dengan logika manapun. Kalau Tuhan salah, kehidupan tak pernah ada sejak diciptakan ! Loh gimana ada kehidupan kalau Tuhan salah sejak awal ? Nyatanya, menurut geologi dan astronomi usia kehidupan di bumi ratusan juta tahun lalu dan alam jagat raya milyaran sampai tak terhingga usianya. Tak ada yang bergeser dalam sistem tata surya seincipun, planet-planet sejak diciptakan tetap pada orbitnya masing-masing. Wah kalau mau dipanjangkan kisahnya bisa beratus halaman. Kembali kepada kegagalan atau musibah, seringkali terjadi, dibalik yang awalnya dikatakan musibah ternyata membawa berkah dan hikmah yang banyak. Banyak orang yang gagal pada satu bidang, ternyata sukses di bidang lain. Ada yang gagal di terima di suatu pekerjaan, ternyata malah sukses gemilang ditempat pekerjaan yang tak di duganya, terhadap pasangan yang gagalpun, seringkali mendapat pengganti yang lebih baik dari yang semula ditangisi, bahkan nyaris putus asa. Itulah rahasia Tuhan, Tuhan yang diprotes, tetap saja menyayangi hamba-hambaNya, apa lagi hamba yang beriman dan bertaqwa kepadaNya Lagi pula kalau Tuhan diprotes... Tuhan menantang.. silahkan cari Tuhan yang lain. Atau lebih serem lagi... ke luar dari bumiKu ! Ayo, mau kemana kalau kita di usir dari bumi Tuhan ? Di usir manusia, masih bisa pindah ke tempat lain, loh kalau Tuhan yang mengusir, mau pindah ke mana ? Pindah ke Planet lain, Planetpun milikNya, lagi pula sampai detik ini belum ditemukan planet si seluruh jagat raya yang bisa ditinggali manusia seperti di Bumi ! Oke, Tuhan tetap si protes, karena di tuduh tidak adil atau tak memberi rejeki atau karunia. Baik, kalau memang merasa Tuhan tidak adil dan tidak memberikan rejeki bahkan protes sampai tidak menjalani ajaranNya, silahkan kembalikan satu saja nikmat Tuhan yang diberikan padamu, misalnya mata. Ayo... siapa yang mau matanya, maaf, buta satu aja, ga usah dua-duanya, satu saja... pasti semua yakin tak ada yang mau ! Itu baru mata, belum mulut, telinga, hidung, lidah, kulit, jantung, paru-paru, ginjal usus, gigi, bibir, rambut, kaki, tangan, jari-jari dst. Pernahkah mencoba menghitung nikmatNya? Kalau belum, mari mencoba, ambil kertas dan tulis nikmatNya yang ada pada anggota tubuh kita saja dulu, jangan ke luar, cukup pada diri kita dulu. Coba hitung... berapa banyak nikmatNya yang telah diberikan pada anggota tubuh kita ? Masihkan Tuhan di protes ? Baik, kalau Tuhan masih juga di protes, mari kita lihat cahaya dan suara, dua aja dulu, Pernahkah kita hidup tanpa cahaya dan suara ? Pernahkah kita Tuhan meningglkan kita, tanpa cahaya dan suara ? Bayangkan, bila Tuhan mencabut cahaya dan suara dari kehidupan manusia ? Dunia akan gelap gulita dan sepiiiiiiiiiii ! Masih kurang puas juga ? Oke, mari masuk ke dalam Metro ( Sub Way ) Kereta bawah tanah.... nah setelah masuk... penumpang sudah di dalam kereta ... tiba-tiba .... listrik mati dan tak ada suara... bayangkan ... jangankan sehari... sejam dua jam manusia akan panik luar biasa, anak anak akan menangis,tak ada suara... perempuan menjerit-jerit ketakutan ...mereka menjerit sekeras kerasnya, tapi tak ada suara, tiba- tiba stress masal akan terjadi, manusia tiba-tiba kan menjadi kacau balau... semua saling menyelamatkan diri, bertabrakan satu sama lain, saling injak dan maut bertebaran di mana-mana, karena mereka tak melihat, padahal semua punya mata dan telinga, kenapa ? Karena hanya tak ada cahaya dan suara ! Masihkah tetap mengatakan Tuhan tak adil atau merasa tak punya apa-apa ? Kalau iya ? istigfarlah... masih banyak waktu untuk bertobat, selama ajal belum menjelang.

Tiga Cincin Tauhid

Cincin pertama yang lebih dikenal dengan rukun Iman, mulai dari percaya kepada Allah SWT, percaya pada Malaikat, percaya pada kitab-kitabNya, percaya pada Rosul-rosulNya, percaya pada Kiamat dan percaya pada takdir baik maupun buruk. Cincin pertama adalah landasan tauhid pertama yang wajib dipakai oleh orang-orang yang mengaku beriman, tanpa kecuali. Bila orang tidak memakai cincin pertama ini otomatis dia kafir ! Karena lawan iman adalah kafir atau ingkar. Pada cincin pertama ini ada enam rukun di dalamnya, yang salah satunya tak boleh ditinggalkan atau diingkari. Satu aja, tidak dipercayai atau tidak diimani, akan jatuh pada kekapiran, apa lagi kalau semuanya tidak dipercayai, seperti orang-orang yang athies yang tak percaya kepada Tuhan. Kalau Tuhan saja sebagai Causa prima tidak dipercayai, apa lagi yang lainnya. Kuncinya pada rukun pertama, kalau rukun pertama tidak dipercayai niscaya yang lainnyapun tak akan dipercayai. Cincin pertama dari tauhid ini, yang memuat rukun iman, wajib dikenakan oleh orang yang mengaku beriman, bila cincin pertama tak dikenakan, maka mustahil orang akan memakai cincin kedua, karena cicncin kedua adalah lanjutan dari cincin pertama. Inilah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Mekkah. Tak kurang dari tiga belas tahun Beliau menanamkan untuk rukun Iman ini pada masyarakat Mekkah. Apabila bila cincin pertama sudah dikenakan maka akan mudah orang akan mengenakan cincin kedua, paling tidak moral orang yang memakai cincin pertama akan jauh berbeda dibandingkan dengan yang tidak mengenakannya. Dengan kata lain, moral orang yang beriman akan jauh berbeda dengan moral orang yang tidak beriman ! Lalu apakan cincin kedua itu ? Cincin kedua dari tauhid adalah Islam yang lebih dikenal dengan rukun Islam dari mulai Mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat sehari semalam lima waktu, mengeluarkan zakat, puasa di bulan ramadhan dan pergi haji jika mampu. Cincin kedua ini wajib dipakai oleh orang yang sudah memakai cincin pertama, karena orang tidak akan mememakai cincin kedua bila cincin pertama tidak dipakai, ambil contoh pada cincin pertama didalamnya ada percaya kepada Allah SWT, nah bagaimana orang akan mengucapkan dua kalimat syahadat, bila dia tidak percaya kepada Allah SWT ? Dan bagaimana orang dia akan sholat, kalau dia tidak percaya kepada Allah ? Orang yang mengaku beriman saja, masih banyak yang tidak sholat, apa lagi yang tidak beriman. Bagaimana kalau terjadi sebaliknya yaitu orang sholat tapi tidak percaya kepada ? Mustahil terjadi, loh kenapa ? Ya, sangat mustahil orang sholat tapi tak percaya kepada Allah, kalau itu terjadi, dia menyembah siapa ? Kan orang sholat itu sebagai wujud dia percaya akan adanya Allah SWT dan sebagai penghambaan diri atau tunduk kepada Allah SWT yang dia yakini atau dia percayai keberadaannya. Ambil contoh yang lain, seperti pergi melakukan ibadah haji bagi yang mampu, yang ada dalam cincin kedua, dimana sama-sama kita ketahui, ibadah haji adalah ibadah yang serba besar, besar dananya, besar jumlahnya, besar pelaksanaannya, besar pahalanya, besar tempatnya dst. Nah mustahil orang melakukan ibadah haji, bila tidak di dorong oleh keimanan yang besar, iman kepada Allah SWT yang ada di dalam cincin pertama. Itulah yang dimaksud dengan jalinan erat antara cincin pertama dan cincin kedua. Bila orang memakai cincin pertama dan tak mau memakai cincin yang kedua, orang tersebut bisa dikatakan munapik, percaya tapi tak mau melakukan apa yang dia percayai. Padahal pengertian iman adalah diucapkan dengan perkataan, dilakukan dengan perbuatan dan membenarkan dalam hatinya. Dan iman itu baru sempurna bila perkataan, perbuatan dan hatinya sejalan. Mari kita melanjutkan pada cincin yang ketiga, apa itu ? Cincin yang ketiga dari tauhid adalah ihsan. Cincin yang ketiga ini ibarat perekat yang kokoh untuk cincin yang pertama dan yang kedua. Bila diibaratkan dengan segitiga, ketiga cincin ini seperti segitiga sama kaki, dimana kaki dari segi tiga tersebut sama kuat dan sama kokohnya. Cincin ihsan ini adalah kita beribadah seakan-akan melihat Allah SWT dan kalau kita tak dapat melihatNya, yakinlah bahwa Allah SWT melihat ibadah kita. Sikap Ihsan inilah yang disebut sebagai omni present, dimana Allah selalu hadir ! Dan kehadiran Allah SWT tak peduli di sadari atau tidak oleh manusia. Dia tetap hadir, Dia tetap ada, di sadari atau tidak oleh manusia ! Manusia yang selalu memakai cincin ketiga, akan merasakan kehadiraNya dimanapun dia berada, di tanah Suci atau di tanah lainnya, di negeri yang mayoritas Islam atau yang dinegeri minoritas Islam. Orang yang memakai cincin ketiga, yakin, dimanapun dia berada, dia tetap berada di bumi Allah. Siapa sih yang berani berkata bumi ini bukan milik Allah ? Bila ada yang berkata bumi ini bukan milik Allah, jelas sekali orang itu tidak memakai cincin pertama dan kalau ada orang memakai cincin pertama dan yakin akan keberadaan Allah, tapi tak mau sholat, puasa dll orang tersebut berarti tak memakai cincin yang kedua. Nah kalau orang sudah memakai cincin pertama dan cincin kedua, namun tak merasakan kehadiran Allah SWT, berarti orang tersebut tak memakai cincin yang ketiga, yang harus dipakainya. Bila ada yang berkata, saya hanya perlu cincin pertama dan cincin kedua tanpa memakai cincin yang ketiga, bila itu dilakukan maka ibadanya akan kering. Ibadahnya hanya seperti orang yang menggugurkan kewajiban saja. Seperti dia sholat, tapi sholatnya tak dapat menghadirkan Allah SWT, sholatnya tak bisa khusu , karena tak ada ihsan di dalamnya. Syahkah solatnya ? Hanya Dia yang Maha Mengetahui. Lalu apakah harus meninggal sholat, karena tak bisa khusu ? Jangan, sholat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan, tak ada alasan untuk mengugurkannya, kecuali memang yang dilarang, seperti wanita yang sedang haid, namun bagi laki-laki, sejak dia balig, tak ada yang boleh terputus satu waktupun ! Tak ada dispensasi untuk laki-laki untuk meninggalkan sholat satu waku sekalipun. Kembali kepada ketiga cincin tauhid yaitu Iman, Islam dan Ihsan ( I3= i tiga ) adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan satu sama lain, ketiganya saling menguatkan atau saling berkait. Bila ketiganya sudah dikenakan, jadilah dia insan paripurna, insan kamil. Itulah sebaik baiknya manusia.